Minggu, 18 November 2012

manfaat tidur siang bagi balita

VIVAnews - Di usia balita, anak menghabiskan waktu dengan mengeksplorasi segala sesuatu di sekitar mereka sehingga kerap kehilangan waktu tidur siang. Padahal, tidur siang memberi dampak luas pada pertumbuhan dan kesehatan mental anak.

Simpulan penelitian terbaru menyebut, balita yang tidak tidur siang atau kurang waktu tidur di siang hari lebih cenderung mengalami stres dan merasa tak bahagia. Anak-anak ini juga cenderung berisiko mengalami masalah kesehatan mental selama kehidupan mereka di masa dewasa.

Tim dari University of Colorado Boulder, AS menemukan, anak yang tidak tidur siang atau kekurangan tidur di siang hari lebih cemas dan cenderung tak tertarik pada sekeliling mereka. Mereka juga kurang senang dengan peristiwa bahagia dan lebih sulit mengatasi stres.

Penyebabnya, kehilangan waktu tidur siang membuat balita mengungkapkan perasaan dengan cara berbeda. Selama studi, mereka mengukur pola tidur balita berusia dua hingga tiga tahun. Anak-anak ini mengenakan alat khusus untuk mengukur berapa lama mereka tidur siang dengan pengawasan orang tua.

Penulis studi, Profesor Monique LeBourgeois mendokumentasikan ekspresi wajah balita di dua waktu berbeda saat balita memperoleh tidur siang, serta pada saat mereka kehilangan waktu tidur.

Hasil yang dipublikasikan dalam Journal of Sleep Research, menunjukkan bahwa balita yang lelah karena kurang tidur hanya berhasil menyelesaikan sepertiga (34 persen) puzzle pertama dengan respon emosional yang kurang positif dibandingkan saat mereka memperoleh cukup istirahat.

Dan, pada puzzle kedua yang sengaja dibuat 'tak dapat diselesaikan', balita yang lelah lebih tertekan daripada anak yang mendapat tidur siang seperti biasa. Lebih dari sepertiga balita yang kurang tidur juga lebih cuek daripada anak yang memperoleh tidur siang tentang puzzle yang tak dapat mereka pecahkan.

Prof LeBourgeois mengingatkan, bahwa 'kebingungan' bukan hal buruk, karena membantu anak-anak belajar dari kesalahan mereka. Kekurangan tidur membuat anak tidak mampu terlibat dan berinteraksi dengan orang lain. "Sama seperti gizi yang baik, tidur yang cukup merupakan kebutuhan dasar, " jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar