Selasa, 11 Desember 2012

Manfaat membacakan cerita untuk anak

Membacakan cerita bukanlah hal yang sulit. Dengan senang hati anak Anda akan duduk manis begitu Anda bilang, “Waktunya mendengarkan cerita!” Namun jangan salah, membacakan cerita bukanlah kegiatan sampinganyang hanya bisa dilakukan kalau ada waktu luang saja. Berikut ini sekilas ulasan 12 manfaat membacakan cerita untuk anak.

1. Kemampuan Berbahasa Meningkat
Kemampuan berkomunikasi seseorang dipengaruhi oleh kemampuan berbahasanya sejak kecil. Oleh karena itu, dengan membacakan cerita kepada anak dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasanya. Saat dibacakan cerita, anak-anak akan mendengar beragam kosakata, istilah, struktur kalimat, ungkapan dan peribahasa. Terkadang ada beberapa kata di dalam cerita yang belum dikenal anak. Saat itulah orang tua bisa menjelaskan arti dan penggunaan kata-kata baru tersebut pada anak. Pengenalan terhadap beragam elemen bahasa inilah yang akan meningkatkan kemampuan berbahasanya.

2. Kemampuan Mendengar Meningkat
Sebuah penelitian di London, menemukan bahwa dua dari tiga anak berusia dini menginginkan waktu yang lebih banyak untuk mendengar dongeng sebelum tidur. Penelitian tersebut juga memperlihatkan lebih dari 75 % anak ingin orang tua mereka yang membacakannya. Saat dibacakan cerita yang menarik, perhatian anak-anak akan ’tersedot’ pada cerita itu. Dengan mendengarkan, anak belajar bagaimana sebuah kata diucapkan. Ketika mendengar menjadi sebuah kebiasaan, maka dengan sendirinya anak juga belajar berkonsentrasi dan melatih kemampuan logikanya.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Virginia Walter PhD, seorang profesor bidang studi pendidikan dan studi informasi di University of California, Los Angeles, Amerika Serikat, “Pertama kali anak-anak diceritakan isi buku, mungkin mereka tidak menangkap segalanya. Tetapi, saat mereka mendengarnya lagi dan lagi, mereka mulai memperhatikan pola dan urutan cerita.” Jika anak Anda memberikan komentar, pertanyaan atau keesokan harinya anak ingin membahas, itu tandanya anak Anda mendengarkan cerita dengan baik.

3. Kemampuan Berkomunikasi Verbal Meningkat

Topik yang menarik pada cerita dapat memancing anak untuk membahasnya. Dialog yang terjadi antara anak dan orang tua saat membacakan cerita merupakan pengalaman anak dalam berkomunikasi verbal. Dari pengalamannya, ia akan belajar bagaimana bertanya, menanggapi, dan mengungkapkan pendapat. Oleh karena itu, saat membacakan cerita, Anda perlu mengusahakan agar terjadi komunikasi dua arah. Jangan biarkan anak Anda pasif mendengarkan saja sepanjang Anda membacakan cerita. Selingi dengan pertanyaan-pertanyaan ringan yang berhubungan dengan alur cerita atau menggantung kalimat untuk sekedar memancing komentar anak.

4. Kemampuan Konseptual Meningkat

Dongeng dapat memperkenalkan anak pada konsep-konsep baru. Bahkan melalui dongeng, konsep abstrak seperti hormat, sayang dan tolong-menolong dapat dimengerti oleh anak. Kemampuan konseptual anak kemudian akan berpengaruh pada kemampuan anak dalam menyikapi konsep-konsep yang ditemuinya dalam kehidupan nyata. Sebaiknya, Anda memilih buku-buku cerita yang sesuai dengan usia anak sehingga konsep-konsep yang diajarkan dalam buku tersebut sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak Anda. Perlu diingat bahwa anak yang cerdas bukanlah anak yang mengerti segalanya. Anak yang cerdas adalah anak yang mendapat stimulasi tepat sesuai dengan usianya.

5. Kemampuan Memecahkan Masalah Meningkat
Selain dari pengalaman langsung, anak-anak juga dapat belajar dari cerita. Semakin banyak cerita yang didengarnya, semakin banyak pengetahuan anak. Cerita yang dituturkan membuat anak belajar berbagai kejadian, memahami karakter tokoh, mengerti sebab akibat. Hal ini dapat memperluas pengetahuan dan mempertajam logika anak. Dengan pengetahuan yang luas dan kemampuan logika yang baik, anak dapat mengatasi masalahnya sendiri sesuai dengan usianya.

6. Daya Imajinasi dan Kreativitas Bertambah
Cerita anak memiliki ruang imajinasi yang lebih luas daripada cerita untuk usia remaja dan dewasa. Berbagai adegan terasa menegangkan, berbagai karakter dapat saja muncul, berbagai keajaiban pun bisa datang. Saat cerita dibacakan, imajinasi anak akan berjalan sesuai dengan jalan cerita. Imajinasiimajinasi dalam cerita inilah yang dapat memancing imajinasi anak.

Imajiansi anak dapat menumbuhkan jiwa petualang, mendorong anak untuk memandang dunia sebagai tempat yang mengasyikan. Pengembangan daya imajinasi ini penting sebagai dasar pengembangan kreativitas anak.

7. Kecerdasan Emosi (EQ) Meningkat
Daniel Goleman, seorang ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian mengenai kecerdasan emosi menyatakan bahwa 80% keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak.

Karakter di dalam cerita anak dapat membawakan beragam emosi sesuai dengan jalan ceritanya. Melalui karakter dalam cerita anak dapat mengetahui apa yang dimaksud sedih, gembira, marah, takut, bingung, dan lain-lain. Bukan hanya dari penampakan visual yang menggambarkan emosi tersebut tapi juga penyebab mengapa orang merasakan, mengendalikan, mengekspresikan dan mengenali emosi tertentu.

8. Nilai Moral Bertambah
Buku cerita yang baik bermuatan nilai moral. Bahkan ajaran moral menjadi inti dari cerita yang disampaikan. Biasanya buku cerita anak menyisipkan nilai moral seperti penghargaan terhadap teman, penghormatan kepada orang tua, menolong sesama, etika bermasyarakat dan lain-lain. Tentu saja, nilai-nilai moral tersebut disampaikan sesuai dengan tahapan perkembangan dan pemahaman anak. Melalui cerita, orang tua dibantu untuk mengajarkan pesan-pesan moral dengan cara yang menyenangkan, tidak memaksa atau mengintimidasi. Dari beberapa cerita yang pesan moralnya tidak diungkap secara gamblang, orang tua dapat membantu anak menemukan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Orang tua juga dapat menyelipkan beberapa pesan moral lain yang relevan dengan jalan cerita.

9. Wawasan Bertambah

Kelebihan buku cerita disbanding buku kategori lainnya, meskipun sama-sama memiliki muatan informasi yang berharga, buku cerita mampu menyampaikan informasi tersebut dengan cara yang menyenangkan, yaitu melalui cerita. Ketika sebuah informasi disampaikan dengan cara yang menyenangkan, maka informasi tersebut dapat diserap dengan lebih efektif. Dari buku cerita, anak bisa menyerap berbagai informasi. Anak-anak dapat mengetahui apa yang ada di angkasa, beragam perbedaan kebudayaan, mengenai makhluk-makhluk yang ada di bumi, dan lain-lain dengan penyampaian yang lebih mudah dipahami.

10. Pengetahuan Ragam Budaya Bertambah
Anak mungkin saja bingung mendengar temannya yang berbicara dalam bahasa yang berbeda, ia juga mungkin takjub dengan tarian tradisional yang dilihatnya di televisi, bahkan anak juga bisa salah mengartikan perilaku orang lain karena budaya yang berbeda. Pentingnya pengenalan kebudayaan (terutama dalam konteks Indonesia sebagai negara majemuk) sebaiknya dilakukan sejak dini. Buku cerita adalah media yang tepat bagi anak. Melalui buku cerita, anak-anak dapat memahami beragam jenis kebudayaandengan cara yang menyenangkan. Semakin banyak ia membaca buku dari beragam budaya, maka semakin banyak budaya yang dikenalnya. Pengetahuan budaya yang memadai dapat menjadi bekal anak dalam interaksi sosialnya.

11 Mendapatkan Relaksasi Jiwa dan Raga
Saat sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk membacakan dongeng. Dongeng dan kenyamanan merupakan kombinasi yang mampu membuat anak mendapatkan relaksasi jiwa dan raga. Selain itu, anak-anak juga telah dapat mengenali suara orangtuanya sejak dalam kandungan. Maka, kapanpun anak mendengarkan suara orang tuanya, ia akan merasa lebih nyaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak yang dibacakan dongeng sebelum tidur dapat tidur lebih nyenyak. Kualitas tidur yang baik, termasuk pada anak-anak akan mempengaruhi kesiapan mental dan kesegaran fisik pada esok paginya ketika bangun.

12 Keakraban Emosi Antara Orang Tua  dan Anak Meningkat
Keakraban emosi antara orang tua dan anak dapat meningkat dengan membacakan cerita. Saat membacakan cerita, orang tua cenderung berada di samping anak, mengadakan kontak fisik seperti memeluk atau membelai kepala anak. Kontak fisik yang terjadi membuat anak merasa nyaman dan akrab dengan orang tuanya. Saat membacakan cerita terjadi interaksi, transfer nilai, pemahaman dan kesepakatan bersama yang membuat anak merasa dekat secara emosional dengan orangtuanya. Untuk memberikan 12 manfaat membaca cerita di atas, Anda hanya perlu meluangkan waktu limabelas menit sebelum tidur. Selain itu, Anda juga perlu memilih buku cerita yang baik untuk anak Anda.

Minggu, 18 November 2012

manfaat tidur siang bagi balita

VIVAnews - Di usia balita, anak menghabiskan waktu dengan mengeksplorasi segala sesuatu di sekitar mereka sehingga kerap kehilangan waktu tidur siang. Padahal, tidur siang memberi dampak luas pada pertumbuhan dan kesehatan mental anak.

Simpulan penelitian terbaru menyebut, balita yang tidak tidur siang atau kurang waktu tidur di siang hari lebih cenderung mengalami stres dan merasa tak bahagia. Anak-anak ini juga cenderung berisiko mengalami masalah kesehatan mental selama kehidupan mereka di masa dewasa.

Tim dari University of Colorado Boulder, AS menemukan, anak yang tidak tidur siang atau kekurangan tidur di siang hari lebih cemas dan cenderung tak tertarik pada sekeliling mereka. Mereka juga kurang senang dengan peristiwa bahagia dan lebih sulit mengatasi stres.

Penyebabnya, kehilangan waktu tidur siang membuat balita mengungkapkan perasaan dengan cara berbeda. Selama studi, mereka mengukur pola tidur balita berusia dua hingga tiga tahun. Anak-anak ini mengenakan alat khusus untuk mengukur berapa lama mereka tidur siang dengan pengawasan orang tua.

Penulis studi, Profesor Monique LeBourgeois mendokumentasikan ekspresi wajah balita di dua waktu berbeda saat balita memperoleh tidur siang, serta pada saat mereka kehilangan waktu tidur.

Hasil yang dipublikasikan dalam Journal of Sleep Research, menunjukkan bahwa balita yang lelah karena kurang tidur hanya berhasil menyelesaikan sepertiga (34 persen) puzzle pertama dengan respon emosional yang kurang positif dibandingkan saat mereka memperoleh cukup istirahat.

Dan, pada puzzle kedua yang sengaja dibuat 'tak dapat diselesaikan', balita yang lelah lebih tertekan daripada anak yang mendapat tidur siang seperti biasa. Lebih dari sepertiga balita yang kurang tidur juga lebih cuek daripada anak yang memperoleh tidur siang tentang puzzle yang tak dapat mereka pecahkan.

Prof LeBourgeois mengingatkan, bahwa 'kebingungan' bukan hal buruk, karena membantu anak-anak belajar dari kesalahan mereka. Kekurangan tidur membuat anak tidak mampu terlibat dan berinteraksi dengan orang lain. "Sama seperti gizi yang baik, tidur yang cukup merupakan kebutuhan dasar, " jelasnya.

Sabtu, 10 November 2012

jadwal kegiatan



07.45 – 08.00 Penyambutan
08.00 – 10.00 Kelompok Bermain & Belajar
10.00 – 11.00 Bermain Bebas
11.00 – 11.30 Transisi (Toilet Traning)
11.30 – 12.00 Makan Siang
12.00 – 14.00 Cerita menjelang  dan Tidur Siang
14.00 – 15.00 Review & Eksplorasi APE
15.00 – 15.30 Mandi
15.30 – 16.30 Bermain Bebas
16.30 – 17.00 Persiapan pulang, doa & penutup

syarat pendaftaran


metode pembelajaran daycare auladi


Fasilitas dan Biaya


Selamat Datang di Daycare Auladi


Jenis Pelayanan diantaranya


Tempat Penitipan Anak-Daycare Auladi