Membacakan cerita bukanlah hal yang sulit. Dengan senang hati anak
Anda akan duduk manis begitu Anda bilang, “Waktunya mendengarkan
cerita!” Namun jangan salah, membacakan cerita bukanlah kegiatan
sampinganyang hanya bisa dilakukan kalau ada waktu luang saja. Berikut
ini sekilas ulasan 12 manfaat membacakan cerita untuk anak.
1. Kemampuan Berbahasa Meningkat
Kemampuan berkomunikasi seseorang dipengaruhi oleh kemampuan
berbahasanya sejak kecil. Oleh karena itu, dengan membacakan cerita
kepada anak dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasanya. Saat
dibacakan cerita, anak-anak akan mendengar beragam kosakata, istilah,
struktur kalimat, ungkapan dan peribahasa. Terkadang ada beberapa kata
di dalam cerita yang belum dikenal anak. Saat itulah orang tua bisa
menjelaskan arti dan penggunaan kata-kata baru tersebut pada anak.
Pengenalan terhadap beragam elemen bahasa inilah yang akan meningkatkan
kemampuan berbahasanya.
2. Kemampuan Mendengar Meningkat
Sebuah penelitian di London, menemukan bahwa dua dari tiga anak
berusia dini menginginkan waktu yang lebih banyak untuk mendengar
dongeng sebelum tidur. Penelitian tersebut juga memperlihatkan lebih
dari 75 % anak ingin orang tua mereka yang membacakannya. Saat dibacakan
cerita yang menarik, perhatian anak-anak akan ’tersedot’ pada cerita
itu. Dengan mendengarkan, anak belajar bagaimana sebuah kata diucapkan.
Ketika mendengar menjadi sebuah kebiasaan, maka dengan sendirinya anak
juga belajar berkonsentrasi dan melatih kemampuan logikanya.
Hal
ini sejalan dengan yang diungkapkan Virginia Walter PhD, seorang
profesor bidang studi pendidikan dan studi informasi di University of
California, Los Angeles, Amerika Serikat, “Pertama kali anak-anak
diceritakan isi buku, mungkin mereka tidak menangkap segalanya. Tetapi,
saat mereka mendengarnya lagi dan lagi, mereka mulai memperhatikan pola
dan urutan cerita.” Jika anak Anda memberikan komentar, pertanyaan atau
keesokan harinya anak ingin membahas, itu tandanya anak Anda
mendengarkan cerita dengan baik.
3. Kemampuan Berkomunikasi Verbal Meningkat
Topik yang menarik pada cerita dapat memancing anak untuk
membahasnya. Dialog yang terjadi antara anak dan orang tua saat
membacakan cerita merupakan pengalaman anak dalam berkomunikasi verbal.
Dari pengalamannya, ia akan belajar bagaimana bertanya, menanggapi, dan
mengungkapkan pendapat. Oleh karena itu, saat membacakan cerita, Anda
perlu mengusahakan agar terjadi komunikasi dua arah. Jangan biarkan anak
Anda pasif mendengarkan saja sepanjang Anda membacakan cerita. Selingi
dengan pertanyaan-pertanyaan ringan yang berhubungan dengan alur cerita
atau menggantung kalimat untuk sekedar memancing komentar anak.
4. Kemampuan Konseptual Meningkat
Dongeng dapat memperkenalkan anak pada konsep-konsep baru. Bahkan
melalui dongeng, konsep abstrak seperti hormat, sayang dan
tolong-menolong dapat dimengerti oleh anak. Kemampuan konseptual anak
kemudian akan berpengaruh pada kemampuan anak dalam menyikapi
konsep-konsep yang ditemuinya dalam kehidupan nyata. Sebaiknya, Anda
memilih buku-buku cerita yang sesuai dengan usia anak sehingga
konsep-konsep yang diajarkan dalam buku tersebut sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak Anda. Perlu diingat bahwa anak yang cerdas bukanlah
anak yang mengerti segalanya. Anak yang cerdas adalah anak yang mendapat
stimulasi tepat sesuai dengan usianya.
5. Kemampuan Memecahkan Masalah Meningkat
Selain dari pengalaman langsung, anak-anak juga dapat belajar dari
cerita. Semakin banyak cerita yang didengarnya, semakin banyak
pengetahuan anak. Cerita yang dituturkan membuat anak belajar berbagai
kejadian, memahami karakter tokoh, mengerti sebab akibat. Hal ini dapat
memperluas pengetahuan dan mempertajam logika anak. Dengan pengetahuan
yang luas dan kemampuan logika yang baik, anak dapat mengatasi
masalahnya sendiri sesuai dengan usianya.
6. Daya Imajinasi dan Kreativitas Bertambah
Cerita anak memiliki ruang imajinasi yang lebih luas daripada cerita
untuk usia remaja dan dewasa. Berbagai adegan terasa menegangkan,
berbagai karakter dapat saja muncul, berbagai keajaiban pun bisa datang.
Saat cerita dibacakan, imajinasi anak akan berjalan sesuai dengan jalan
cerita. Imajinasiimajinasi dalam cerita inilah yang dapat memancing
imajinasi anak.
Imajiansi anak dapat menumbuhkan jiwa petualang,
mendorong anak untuk memandang dunia sebagai tempat yang mengasyikan.
Pengembangan daya imajinasi ini penting sebagai dasar pengembangan
kreativitas anak.
7. Kecerdasan Emosi (EQ) Meningkat
Daniel Goleman, seorang ahli psikologi yang banyak melakukan
penelitian mengenai kecerdasan emosi menyatakan bahwa 80% keberhasilan
seseorang di masyarakat ditentukan oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20
persen ditentukan oleh kecerdasan otak.
Karakter di dalam
cerita anak dapat membawakan beragam emosi sesuai dengan jalan
ceritanya. Melalui karakter dalam cerita anak dapat mengetahui apa yang
dimaksud sedih, gembira, marah, takut, bingung, dan lain-lain. Bukan
hanya dari penampakan visual yang menggambarkan emosi tersebut tapi juga
penyebab mengapa orang merasakan, mengendalikan, mengekspresikan dan
mengenali emosi tertentu.
8. Nilai Moral Bertambah
Buku cerita yang baik bermuatan nilai moral. Bahkan ajaran moral
menjadi inti dari cerita yang disampaikan. Biasanya buku cerita anak
menyisipkan nilai moral seperti penghargaan terhadap teman, penghormatan
kepada orang tua, menolong sesama, etika bermasyarakat dan lain-lain.
Tentu saja, nilai-nilai moral tersebut disampaikan sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pemahaman anak. Melalui cerita, orang tua dibantu
untuk mengajarkan pesan-pesan moral dengan cara yang menyenangkan, tidak
memaksa atau mengintimidasi. Dari beberapa cerita yang pesan moralnya
tidak diungkap secara gamblang, orang tua dapat membantu anak menemukan
pesan moral yang terkandung di dalamnya. Orang tua juga dapat
menyelipkan beberapa pesan moral lain yang relevan dengan jalan cerita.
9. Wawasan Bertambah
Kelebihan buku cerita disbanding buku kategori lainnya, meskipun
sama-sama memiliki muatan informasi yang berharga, buku cerita mampu
menyampaikan informasi tersebut dengan cara yang menyenangkan, yaitu
melalui cerita. Ketika sebuah informasi disampaikan dengan cara yang
menyenangkan, maka informasi tersebut dapat diserap dengan lebih
efektif. Dari buku cerita, anak bisa menyerap berbagai informasi.
Anak-anak dapat mengetahui apa yang ada di angkasa, beragam perbedaan
kebudayaan, mengenai makhluk-makhluk yang ada di bumi, dan lain-lain
dengan penyampaian yang lebih mudah dipahami.
10. Pengetahuan Ragam Budaya Bertambah
Anak mungkin saja bingung mendengar temannya yang berbicara dalam
bahasa yang berbeda, ia juga mungkin takjub dengan tarian tradisional
yang dilihatnya di televisi, bahkan anak juga bisa salah mengartikan
perilaku orang lain karena budaya yang berbeda. Pentingnya pengenalan
kebudayaan (terutama dalam konteks Indonesia sebagai negara majemuk)
sebaiknya dilakukan sejak dini. Buku cerita adalah media yang tepat bagi
anak. Melalui buku cerita, anak-anak dapat memahami beragam jenis
kebudayaandengan cara yang menyenangkan. Semakin banyak ia membaca buku
dari beragam budaya, maka semakin banyak budaya yang dikenalnya.
Pengetahuan budaya yang memadai dapat menjadi bekal anak dalam interaksi
sosialnya.
11 Mendapatkan Relaksasi Jiwa dan Raga
Saat sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk membacakan dongeng.
Dongeng dan kenyamanan merupakan kombinasi yang mampu membuat anak
mendapatkan relaksasi jiwa dan raga. Selain itu, anak-anak juga telah
dapat mengenali suara orangtuanya sejak dalam kandungan. Maka, kapanpun
anak mendengarkan suara orang tuanya, ia akan merasa lebih nyaman. Hasil
penelitian menunjukan bahwa anak yang dibacakan dongeng sebelum tidur
dapat tidur lebih nyenyak. Kualitas tidur yang baik, termasuk pada
anak-anak akan mempengaruhi kesiapan mental dan kesegaran fisik pada
esok paginya ketika bangun.
12 Keakraban Emosi Antara Orang Tua dan Anak Meningkat
Keakraban emosi antara orang tua dan anak dapat meningkat dengan
membacakan cerita. Saat membacakan cerita, orang tua cenderung berada di
samping anak, mengadakan kontak fisik seperti memeluk atau membelai
kepala anak. Kontak fisik yang terjadi membuat anak merasa nyaman dan
akrab dengan orang tuanya. Saat membacakan cerita terjadi interaksi,
transfer nilai, pemahaman dan kesepakatan bersama yang membuat anak
merasa dekat secara emosional dengan orangtuanya. Untuk memberikan 12
manfaat membaca cerita di atas, Anda hanya perlu meluangkan waktu
limabelas menit sebelum tidur. Selain itu, Anda juga perlu memilih buku
cerita yang baik untuk anak Anda.